Korea Utara, 24/2 (Kompas/AFP) mengumumkan siap meluncurkan satelit ke orbitnya. Ini adalah pernyataan terbuka Korut yang dipandang negara-negara tetangganya dan AS sebagai uji coba peluru kendali jarak jauh, Taepodong-2, yang telah ditingkatkan kemampuannya.
Pernyataan dari Badan Teknologi Luar Angkasa Korea Utara (Korut) itu disampaikan di tengah kekhawatiran internasional bahwa negara komunis itu sedang berpacu untuk menembakkan rudal paling mutakhir, Taepodong-2, yang bisa digolongkan sebagai pelanggaran atas resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB.
”Persiapan penuh tengah dilakukan untuk meluncurkan satelit komunikasi perdana, Kwangmyongsong nomor dua, di tempat peluncuran Hwadae, di timur laut Korut,” demikian disampaikan Badan Teknologi Luar Angkasa Korut, seperti dilaporkan oleh kantor berita resmi Korut, KCNA.
Sejak pekan lalu, Korut sudah menegaskan bahwa mereka memiliki hal untuk ”mengembangkan teknologi luar angkasa”. Akan tetapi, Korut pada masa lalu sering menggunakan istilah ”pengembangan program luar angkasa” atau peluncuran satelit untuk menyembunyikan uji coba rudal.
Ketika negara itu melakukan pengujian atas sebuah rudal balistik, Taepodong-1, yang melintasi Jepang pada 1998, Korut menyatakan telah menempatkan sebuah satelit ke orbitnya.
Hwadae diyakini sebagai tempat peluncuran bagi rudal jarak jauh, Taepodong-2, yang diyakini mampu menjangkau Alaska.
Korsel ”rangkul” China
Menghadapi peluncuran satelit yang diyakini adalah rudal Korut itu, Pemerintah Jepang mengatakan telah bersiaga penuh untuk menghadapi keadaan darurat apa pun.
Menteri Luar Negeri Korea Selatan (Korsel) Yu Myung-hwan, Selasa, mengatakan akan bertemu dengan pejabat-pejabat senior China untuk bertukar pikiran tentang cara menghadapi ancaman Korut dan kedua negara akan berusaha memecahkan kebuntuan dalam perundingan enam pihak.
”Ketimbang membuat suatu usulan khusus atas berbagai masalah, saya berencana untuk bertukar pikiran saja di sana,” paparnya sebelum berangkat ke Beijing, seperti dilaporkan Korea Times.
Pejabat-pejabat Pemerintah Jepang dan Korea Selatan mengatakan akan mengamati dari dekat perkembangan di Korut. Apabila peluncuran satelit tersebut berhasil, Korut akan mempunyai rudal dengan jangkauan maksimum 6.700 kilometer, yang secara khusus didesain mampu membawa hulu ledak nuklir dan bisa menghantam wilayah pantai AS.
Sejumlah pengamat keamanan mengatakan, peluncuran itu kemungkinan dilakukan dalam beberapa hari mendatang.
Pernyataan dari Badan Teknologi Luar Angkasa Korea Utara (Korut) itu disampaikan di tengah kekhawatiran internasional bahwa negara komunis itu sedang berpacu untuk menembakkan rudal paling mutakhir, Taepodong-2, yang bisa digolongkan sebagai pelanggaran atas resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB.
”Persiapan penuh tengah dilakukan untuk meluncurkan satelit komunikasi perdana, Kwangmyongsong nomor dua, di tempat peluncuran Hwadae, di timur laut Korut,” demikian disampaikan Badan Teknologi Luar Angkasa Korut, seperti dilaporkan oleh kantor berita resmi Korut, KCNA.
Sejak pekan lalu, Korut sudah menegaskan bahwa mereka memiliki hal untuk ”mengembangkan teknologi luar angkasa”. Akan tetapi, Korut pada masa lalu sering menggunakan istilah ”pengembangan program luar angkasa” atau peluncuran satelit untuk menyembunyikan uji coba rudal.
Ketika negara itu melakukan pengujian atas sebuah rudal balistik, Taepodong-1, yang melintasi Jepang pada 1998, Korut menyatakan telah menempatkan sebuah satelit ke orbitnya.
Hwadae diyakini sebagai tempat peluncuran bagi rudal jarak jauh, Taepodong-2, yang diyakini mampu menjangkau Alaska.
Korsel ”rangkul” China
Menghadapi peluncuran satelit yang diyakini adalah rudal Korut itu, Pemerintah Jepang mengatakan telah bersiaga penuh untuk menghadapi keadaan darurat apa pun.
Menteri Luar Negeri Korea Selatan (Korsel) Yu Myung-hwan, Selasa, mengatakan akan bertemu dengan pejabat-pejabat senior China untuk bertukar pikiran tentang cara menghadapi ancaman Korut dan kedua negara akan berusaha memecahkan kebuntuan dalam perundingan enam pihak.
”Ketimbang membuat suatu usulan khusus atas berbagai masalah, saya berencana untuk bertukar pikiran saja di sana,” paparnya sebelum berangkat ke Beijing, seperti dilaporkan Korea Times.
Pejabat-pejabat Pemerintah Jepang dan Korea Selatan mengatakan akan mengamati dari dekat perkembangan di Korut. Apabila peluncuran satelit tersebut berhasil, Korut akan mempunyai rudal dengan jangkauan maksimum 6.700 kilometer, yang secara khusus didesain mampu membawa hulu ledak nuklir dan bisa menghantam wilayah pantai AS.
Sejumlah pengamat keamanan mengatakan, peluncuran itu kemungkinan dilakukan dalam beberapa hari mendatang.
0 komentar:
Posting Komentar